Pantai Karang Nini
Jika anda pernah bertamasya ria ke daerah Pantai
Pangandaran tepatnya di pantai yang bernama Pantai Karang Nini yang
letaknya kurang lebih 10 km sebelum Pantai Pangandaran, pastilah
anda pernah melihat sebuah karang yang menyerupai seoarang nenek yang sedang
duduk bersandar. Karang itulah yang bernama Nini, lantas kenapa pula nama
karangnya diambil dari nama seorang wanita. Jadi alkisahnya dari legenda Nini
ini bak cerita roman yang mungkin bisa menguras air mata. Jadi
alkisahnya dari legenda Nini ini bak cerita roman yang mungkin bisa menguras
air mata.
Nah, diceritakan pada zaman dahulu ada sebuah
kampung yang bernama Emplak atau Karangtunjang, di sana
tinggalah sepasang kakek dan nenek samti (aki dan nini)
yang bernama Ambu Kolor dan Arga Piara. Aki yang
memiliki kegemaran menangkap di laut, nah pada suatu hari tak kunjung pulang ke
rumahnya. Tak kelak nenek Nini menunggu di rumah dengan rasa was-was.
Matahari perlahan semakin tenggelam, namun si
Aki tidak jua muncul dan kembali ke rumah. Bersama para
tetangga Nini berusaha mencarinya di tepi-tepi pantai karena
dia tak sabar menunggu Namun sayang mereka pulang dengan tangan hampa dan
tinggallah Nini sendirian merenungi kemana perginya sang kakek.
Sang nenek yang begitu mencintainya suaminya tak rela
ditinggal suaminya pergi. Ia lalu meminta dan memohon kepada Penguasa
Pantai Selatan untuk bisa dipertemukan lagi dengan pasangan jiwanya. Ternyata
kupingnya Ratu Pantai Selatan mendengar permohonan itu, lantaslah tidak beberapa
lama kemudian muncullah sebuah karang yang sekarang disebut Balekambang sebagai
perwujudan jiwa kakek tersebut.
Nenek Nini merasa tidak puas dengan pemberian Penguasa
Pantai Selatan yang pertama, kemudian ia kembali
bersemedi sebagai bukti dari cinta kasih dan kesetiannyasekaligus memohon
permintaan yang kedua. Kali ini permohonannya adalah ingin lebih dekat lagi
dengan sang kakek, entah minta dekat dalam wujud apa dan seperti apa.
Akan tetapi pada permintaan yang kedua ini menurut
ceritera, jiwa nenek Nini diambil oleh Penguasa Pantai Selatan dan dirubah
menjadi sebuah batu karang yang arahnya menghadap Balekambang. Batu karang
tersebut yang kemudian secara fisik dianggap mirip rupa sang nenek yang sedang
duduk bersandar.
Sampai berabad-abad kemudian,
dua buah batu karang yang berhadap-hadapan itu tetap kokoh di tempatnya menjadi
simbol cinta dan kesetiaan. Hanya saja pada tahun 1918 bagian karang yang
menyerupai kepada si Nini putus disambar petir menyisakan bagian yang sekarang
kita dapat lihat.
Sumber : http://parwisatadijabar.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar